Segelintir dari cerita kehidupanku. Bukankah hidup ini terkadang mirip dengan cerita novel? Bedanya, kisah ini masih terus berlanjut dan terus berlanjut.. so, nikmati alur ceritanya kawan.. "PEZIARAHAN TUK MENJADI SEORANG DON CORLEONE"

Rabu, 28 Desember 2011

6. Bocah Kecil


Bagian dua
Masa yang sulit sekaligus terindah
Masa muda adalah masa yang paling indah. Itulah pendapat sebagian orang. Bagi Angel, itu tidak selalu benar. “Angel, gimana cara berpakaian kamu itu? Apa nda ada lagi celanamu selain celana yang sobek itu?”  Peringatan keras dari ortu. Masa remaja yang mulai menjadi jati diri. “wau..keren…, wau..bagus banget” yang itu perlu dicoba.., asik tuh... Itulah kalimat yang pertama kali aku mencoba menjadi pria sejati. Semakin bertumbuhnya bentuk badanku dan fungsi-fungsi seksualku maka rasanya hidup semakin bergairah.
 Gaya ala selebritis adalah gaya yang paling tren untuk anak muda seusiaku (sebenarnya belum layak disebut anak muda karena umurku masih memungkinkan untuk tidur bersama ortu). Celana yang bagian dengkulnya sengaja disobek, anting sebelah kiri, rokok, dan begadang semalaman.
“Woi bro… ntar malam kita nongkrong di depan rumah si Udin ya?” Kalimat terakhir si Kadjol yang selalu hadir disaat perpisahan pulang sekolah  dengan kawan-kawan. Seseorang akan melakukan segalanya (walaupun tidak semua) demi kenikmatan masa mudanya. Begitulah yang ingin diwujudkan Angel. Hal yang paling tidak disukai : “ Angel, malam ini kamu tidak bisa keluar rumah”. “kamu harus mengerjakan PR mu dan jangan berteman dengan orang-orang itu!!!” Peringatan keras dari ortu.
Ketika ada orang yang cocok dan nyambung dengan kamus kita, maka tidak mungkin kita beralih kepada komunitas lain. Itulah yang terjadi pada Angel. Udin dan Kadjol termasuk orang yang kreatif. Tetapi yang lebih menarik adalah kegiatannya dimalam hari yaitu bernyanyi dan minuman yang dapat buat teler dan berjalan Zig Zag. Hobby yang menyenangkan. Segala larangan akan mulai berdatangan dan saat itu juga masa yang paling mengasyikkan untuk melanggar larangan itu. Larangan adalah hal biasa karena itu larangan ada untuk dilanggar. Jangan kaget dengan kalimat ini karena inilah yang sedang terjadi.  
Selalu ada aja hal yang seru bila bertemu kawan-kawan dimalam hari. Peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa adalah merupakan masalah besar. Masalah ini akan menjadi sesuatu yang serius jika tidak cepat ditangani. Masa ini adalah masa yang sulit karena mulai tumbuhnya kepekaan terhadap perubahan sosial. Ada kemungkinan pada masa pencarian identitas ini adalah masa penderitaan akibat peranan-peranan dan kekacauan identitas yang dapat menyebabkan cemas, hampa dan bimbang. Mulailah masalah yang tidak diperhitungkan. “Mah.. aku berangkat sekolah ya” hormatku selalu ketika berangkat sekolah. Tetapi kali ini suara yang kutujukan kepada mamaku tidak mendapat jawaban. Aku mengulanginya lagi “ma, aku berangkat sekolah ya!” . “Terserah kamu”. “Mama udah nga urus sama kamu”. Sambung mama dengan sinis.
“Terserah kamu aja”. Mulai ada kegelisahan dalam diri. Kalimat it uterus terbayang dalam perjalanan menuju sekolah. Masa disaat seorang remaja merasa mudah tersinggung, bosan dan marah. Apalagi yang paling menyakitkan selain menjadi yang tak diinginkan. Semua menjadi serba rumit. Terkadang yang baik menjadi salah, yang salah menjadi baik. Ketika terjadi yang tidak sesuai dengan kehendak maka menangislah jalan yang paling baik.
“Orang akan mengira kebiasaan ini adalah kebiasaan bodoh dan cengeng”. Tetapi, itulah kenyataan yang dialami pada masaku. Segala sesuatu yang mengoda keinginan, maka hendaknya itu dilakukan. Ketidakpedulian terhadap orang lain adalah keinginan yang selalu hinggap di benak.“Yang penting, apa yang aku inginkan terpenuhi” jawabku pada diriku sendiri. Bagaimana kehidupan luar adalah kenikmatan yang tiada taranya. Apa yang dilakukan orang diluar sana harus  dapat aku lakukan dengan sesuka hati tanpa melihat norma sosial dan aturan tradisi keluarga.
Yang jelas, kesenanganlah yang selalu di cari. Itu jelas dan tidak usah diragukan lagi. keinginan untuk meniru orang-orang yang mengaku beradab adalah hal yang menarik walaupun hal itu jauh dari tujuannya. Tidak bisa dipungkiri bahwa tahap-tahap kehidupan sesorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. “Aku dibentuk dari kehidupan masa lalu yang membuatku menjadi orang yang seperti sekarang”. “Kaku.. berontak, bagaikan gulungan benang yang terbulut tak karuan”.
Begitu banyaknya keinginan yang tidak dapat terpenuhi membuat tubuh ini rasanya ingin berontak dan mengatakan ”aku ingin bebas……”. Tetapi kebebasan itu tidak pernah hadir sampai sekarang. Untuk menemukan “kebebasan” itu, maka mulailah mengatur rencana seperti detektif Conan untuk mengelabui segala yang ada di sekitar, termasuk orang yang telah mengeluarkanmu ke dunia ini.
Bagaimana keindahan dan ketamakan yang ada di luar, maka itulah yang paling asyik dan menarik bagi orang muda sepertiku. Untuk menjadi orang lain yang lebih menarik maka dimulailah petualangan baru yang sangat menyenangkan sekaligus menyedihkan. Menyangkal segala kenyataan yang pada jamannya sangat menyakitkan. Jadilah manusia badut yang setiap keluar sarang menggunakan topeng agar terlihat menarik. Topeng itu dihiasi semenarik mungkin agar kerumunan orang merasa hal itu sangat menarik dan berbeda. Sebenarnya topeng ini panas dan tidak nyaman dikenakan. Tetapi tuntutan sosial menciptakan aku seperti ini.
“Terkadang lelah menjadi orang lain”.Topeng yang kukenakan bertujuan untuk menciptakan kesan tertentu pada orang-orang lain dan seringkali, meski tidak selalu, menyembunyikan hakekat sang pribadi yang sebenarnya. Tidak terlintas sedikitpun arti dari kehidupan yang sedang berjalan ini. Padahal orang-orang mengatakan bahwa “orang hidup dibimbing oleh tujuan-tujuan maupun sebab-sebab”. Memang orang akan mengetahuinya, jika memang ingin mengetahuinya. Jika tidak, sampai kapan pun ia tidak akan tahu untuk apa terlahir ke dunia ini. Setiap perjalanan kehidupan akan bermanfaat bila itu dimanfaatkan.
 Kehidupan.. pasti memberikan banyak pelajaran yang membutuhkan pengetahuan yang ekstra  untuk memahaminya. Terlalu banyak kejadian aneh.. dalam dunia ini yang terkadang tidak dapat di nalar. “Dulu aneh.. sekarang tidak lagi”.Kenangku dalam benakku yang semakin emosi untuk menceritakannya.  “manusia membunuh sesamanya”? “Itu bukan hal aneh lagi bukan?!! Manusia bukan lagi serigala bagi sesamanya tetapi menjadi manusia bagi sesamanya. Manusia lebih kejam dari serigala. Manusia adalah menjadi pembunuh yang ganas dan haus darah sesamanya. Manusia tidak takut lagi terhadap darah yang membuatnya dapat menikmati kehidupan ini. Terkadang manusia itu tidak sadar bahwa yang menghantarnya ke dunia ini adalah darah sang hawa.
 “Janganlah engkau bermain-main dengan darah karana manusia terlahir dengan darah”. Inilah petuah bagimu hai sang manusia yang bebal dan tidak punya rasa kemanusiaan. Kehidupan dapat menjadi indah bila memang menganggapnya indah. Kehidupan dapat menjadi guru  bila memang menginginkannya. Kehidupan ini dapat menjadi guru yang besar bila adanya kesadaran bahwa kehidupan ini sudah memberikan banyak, jauh lebih banyak dari apa yang kita bayangkan. Hanya melalui hiduplah kita bisa mengalami sesuatu, manisnya darah, asinnya keringat, dan tajamnya pisau. “Ahh.. aku ragu, manusia memahaminya..”” terdengar seperti orang yang pesimistik..
“Hidup adalah hanya untuk satu tujuan yaitu kebahagiaan sejati”. Manusia berlomba-lomba untuk menafsirkannya agar tidak  tersesat dalam kejaliman dunia. Manusia konsumeris akan memahami kebahagian sebagai bentuk kesuksesan yang berarti berlimpah akan uang kertas dan besi padat yang bergelantungan di leher. Sukses tidak sama dengan membengkaknya uang kertas. Banyaknya uang kertas dan besi tua yang bergantung di leher tidak menjamin akan datangnya kebahagiaan.
Sedikit orang yang dapat bahagia karena mengerti tujuan hidupnya. “Tetapi kemana sebagian orang lagi???”
Mereka hanyut dalam buaian paman Gober untuk menumpuk  kekayaan dan selalu menginginkan yang bukan miliknya.
“Mengapa seringkali manusia gagal dalam ujian kehidupan ?”
Karena kebanyakan manusia mempunyai keinginan yang tersembunyi yaitu  menginginkan yang bukan miliknya.
“Pernahkah ada yang merasakan bahwa  hal terindah untuk dikenang adalah ketika kita memberikan yang terbaik bagi sesama?”
 Hidup yang berarti adalah menolong orang lain. Kebanyakan akan lari dari pendapat ini dan bahkan sebagian tidak setuju sehingga banyak yang mengaku saleh memilih untuk hidup menyendiri di hutan tanpa gangguan manusia. Menurutnya, lebih baik mendapat gangguan dari binatang dari pada manusia karena manusia lebih buas dari binatang. “Huh…sungguh mengharukan bagi ciptaan yang mengaku diciptakan dengan sangat baik.”

Tidak ada komentar:
Write komentar