Perjalanan dengan taksi akhirnya berhenti di sebuah tempat. Jelas, tempat itu masih asing bagi lelaki itu. Taksi itu berhenti persis di depan gerbang yang lumayan tinggi, yang membentengi gedung bertingkat tiga. “hoho.. kini tibalah hari penghakiman itu” pikir lelaki itu. Di depan pintu telah berdiri beberapa orang yang menunjukkan tampang sangarnya seakan tak ada lagi lawan yang mampu menebas lehernya. Pintu taksi pun dibuka. Seorang lelaki keluar dengan muka rada kebingungan.
Betapa tidak, lelaki itu turun dengan membawa seperangkat alat kamar mandi. Salah satunya adalah ember merah yang berwarna pink. “haha tentu warna itu bukan disengaja, melainkan hanya itu yang ada”. Jadilah lelaki itu seorang yang rada kebingungan sambil menenteng ember di tangan kirinya. Apakah lelaki itu suka? Tentu tidak, ember bukan muhrimnya ketika sedang bepergian. Dari sinilah awal kisahnya.
Awal yang tidak disukai tidak selalu berujung tidak baik. Pengalaman pertama yang tentunya sangat membosankan, apalagi dibandingkan dengan dunia persilatan yang digeluti si lelaki itu. “ah.. sepertinya saya salah arah” lelaki itu termenung sebentar. Tetapi itu tidak berjalan lama. Suasana semakin menarik karena orang-orang baru berkumpul dan cepat untuk saling berbaur. Semua orang-orang itu sangat beragam. Ada yang rambutnya yang kelombang, mengingatkanku sewaktu memesan makanan di burjo, ada yang cara berpakaiannya rada nyentrik yang mengingatkanku pada seorang artis yang sangat popular di zamannya yaitu Elvis Presley, ada pula yang diajak ngobrol tidak nyambung bak berbicara dengan Toni Blank yang memiliki perbendaharaan istilah yang sangat lengkap. Sungguh beragam bukan? Dengan cepat lelaki itu menyadari bahwa keberagaman itu indah. Yang terjadi memang tidak selalu indah. Apakah itu dikarenakan keberagaman itu? Tentu ada, tetapi tidak semua. Lelaki itu dan orang-orang yang ada di tempat itu berasal dari “dunia” yang berbeda-beda. Banyak hal yang telah menjadikan mereka seperti itu. latar belakang keluarga dan lingkungan adalah kemungkinan faktornya. Bukankah keluarga yang menjadi sel vital yang paling terkecil sebagai tempat cita-cita, toleransi, prasangka serta kebencian ditularkan? Keluargalah yang mempunyai pengaruh paling kuat pada tingkah laku dan pemberian model-model (contoh-contoh) yang paling baik. Itu kata si Maurice Eminyan SJ. Dan sepertinya lelaki itu pun terpengaruh akan pemikiran teolog itu. Ketika melihat tingkah laku seseorang dan berniat untuk menelitinya, tentu teori ini dapat dipakai untuk melihat secara holistik, seberapa jauh pengaruh keluarga dan lingkungan terhadap lingkah laku seseorang.
Akhirnya lelaki itu pun mendapatkan setetes kenyamanan. Ruangan kira-kira 4x6 itulah yang menjadi saksinya. Krangkeng mungil itu tidak hanya dihuni lelaki itu. Tetapi ia juga ditemani oleh dua lelaki lain yang penuh warna. Yang satu pencinta music aliran rock dan underground, yang satunya pencinta olahraga. Cukup menambah ramainya suasana.
Pejalanan berpusing ria, yang tentunya lebih sering mengasikkan (sebutan lain untuk menuntut ilmu) telah dirasakannya. Ketika anak kecil berangkat ke sekolah tentu yang dibawa dalam tasnya adalah buku dan peralatan tulis. Tetapi bagi lelaki itu, membawa tas yang berisikan buku dan alat tulis tidak selalu berjalan mulus. Tentu ada tidak bisa bayangkan bila sesampainya di tempat tujuan, anda membuka tas dan ternyata isinya diluar perkiraan. Apa yang akan anda katakan jika ternyata yang di dalam tas itu adalah pakaian yang berbentuk segitiga, ukuran XXL? Apakah anda sudah bisa menebak isi tas lelaki itu? “wah..wah.. inikah cobaan yang harus kulalui?” Ucapnya dalam hati. Tentu kejadian itu akan membuat suasana hatinya tidak karuan. Tetapi tidak untuk beberapa orang yang merasa bahwa aksi mereka telah berjalan sebagaimana mestinya. Di dalam kebingungan yang dirasakan lelaki itu membawa tawa puas bagi mereka sebagai pelaku.“nah.. kena lo” mungkin itulah kalimat yang sedang mereka ucapakan. Pelajaran I: jika anda hendak bepergian dan harus membawa tas, periksalah terlebih dahulu sebelum berangkat agar anda tidak kecewa ketika melihat isi tas yang sangat berbeda.
Pejalanan berpusing ria, yang tentunya lebih sering mengasikkan (sebutan lain untuk menuntut ilmu) telah dirasakannya. Ketika anak kecil berangkat ke sekolah tentu yang dibawa dalam tasnya adalah buku dan peralatan tulis. Tetapi bagi lelaki itu, membawa tas yang berisikan buku dan alat tulis tidak selalu berjalan mulus. Tentu ada tidak bisa bayangkan bila sesampainya di tempat tujuan, anda membuka tas dan ternyata isinya diluar perkiraan. Apa yang akan anda katakan jika ternyata yang di dalam tas itu adalah pakaian yang berbentuk segitiga, ukuran XXL? Apakah anda sudah bisa menebak isi tas lelaki itu? “wah..wah.. inikah cobaan yang harus kulalui?” Ucapnya dalam hati. Tentu kejadian itu akan membuat suasana hatinya tidak karuan. Tetapi tidak untuk beberapa orang yang merasa bahwa aksi mereka telah berjalan sebagaimana mestinya. Di dalam kebingungan yang dirasakan lelaki itu membawa tawa puas bagi mereka sebagai pelaku.“nah.. kena lo” mungkin itulah kalimat yang sedang mereka ucapakan. Pelajaran I: jika anda hendak bepergian dan harus membawa tas, periksalah terlebih dahulu sebelum berangkat agar anda tidak kecewa ketika melihat isi tas yang sangat berbeda.
Perjalanan hidup di kota itu pun terus berlanjut. Tentu banyak sekali kenangan bersama orang-orang yang membawa misi dan visi yang berbeda-beda. Suatu ketika, udara yang lumayan dingin membuat pikiran lelaki itu tertuju pada satu kalimat yang menggetarkan jiwa. “dalam suasana dingin ini kita memerlukan kehangatan” mulailah mengatur strategi, mengumpulkan bala tentara dan mencari jalan cepat menuju TKP. Setelah semuanya beres, para punggawa pun segera berangkat menjalankan aksinya. Tidak terlalu lama (keadaan kota itu belum mengenal macet di jalanan),para punggawa telah datang dengan membawa kehangatan. Apa yang terjadi? Tentu kehangatan pun akan semakin menjadi-jadi. Yang awalnya pembicaraan mulai dari hal-hal lucu, disambung ke hal yang lebih serius kemudian berakhir dengan pembicaraan yang sudah ngalor-kidul. Lelaki itu selalu cerdik dalam bertindak. ia tidak termakan suasana yang semakin suram. gaya bicaranya tidak ngalor-ngidul dan pastinya berjalan masih punya keseimbangan.
Di tengah pembicaraan yang ngalor-ngidul itu, banyak hal-hal ajaib yang akan muncul. Salah satu yang muncul adalah kejujuran dan apa adanya. “haha.. sangat menarik bukan? Bukankah kita membutuhkan kejujuran? Pelajaran ke II: jika anda sedang bertemu dengan konseli yang sulit mengungkapkan isi hatinya, anda tidak perlu belajar hipnotis untuk dapat mengatasinya. Cukup dengan memberikan segelas kehangatan atau yang sering disebut AM atau TP, maka anda akan mendapatkan yang anda inginkan dan anda pun akan dapat membantunya memberi solusi yang baik (ngawur.com).
Pada masa itu, malam dan siang tidak terlalu banyak perbedaannya. Bedanya hanya ketika siang mengangkat tas, di malam hari mengangkat gelas (ngopi.com). jangan harap suasana malam akan menjadi tenang dan menegangkan. Suasana akan tetap seperti siang, sebab kebanyakan orang-orang akan beraktivitas seperti di siang hari. Misalnya bermain bola, bernyanyi, ngobrong dan tidak ketinggalan sesekali teriakan ala Axl Ross. Di esok paginya, seseorang akan menghampiri lelaki itu dan orang-orang lain dan berkata “suara Iwan Falsnya rada falesss…” pelajaran ke III: jika suara anda masuk dalam kategori “kurang”, lebih baik anda latihan bernyanyi di kamar mandi saja.
Bersambung.com
Tidak ada komentar:
Write komentar