Segelintir dari cerita kehidupanku. Bukankah hidup ini terkadang mirip dengan cerita novel? Bedanya, kisah ini masih terus berlanjut dan terus berlanjut.. so, nikmati alur ceritanya kawan.. "PEZIARAHAN TUK MENJADI SEORANG DON CORLEONE"

Sabtu, 08 September 2012

"KISAH KASIH DARI SEBERANG"


Salam dari surga buat malaikat pembela kebenaran. Hari ini saya punya cerita. Cerita tentang keagungan dan misteri Tuhan dalam hidup ini. Begini kisah kasihnya:
Pelabuhan tempat penyeberangan Cilacap

Hari ini sungguh membahagiakan bagi BBL. Kebahagiaan itu datang ketika Tuhan masih mempercayakan kehidupan dihari ini kepada BBL, yang membuat hari ini penuh dengan perenungan tentang kehidupan. Teriak BBL “tidak sia-sia aku bangun pagi..hehe.” Sungguh luarbiasa BBL bisa bangun pukul 03.58 pagi. Bukankah itu sebuah kabar baik? (toeng..toeng) Ya, itu kabar baik sehingga perenungan pun dimulai dari dunia yang masih gelap, mulai berkabut, terang, matahari bersinar dengan gagahnya hingga matahari mulai kembali bersembunyi. Satu hari yang penuh dengan sukacita bersama Tuhan dan sesama.
BBL memulai perenungannya ketika kendaraan yang ditumpanginya bergerak sangat lincah menaklukkan jalanan yang masih sepi kendaraan. Tetapi tidak dengan mahluk Tuhan yang paling mulia, si manusia. mereka telah tebangun mendahului BBL. Dengan gesitnya manusia-manusia itu bergerak kesana-kemari di pasar pagi. Ada yang merapikan barang dagangannya, ada pula yang mencari barang dan sayuran untuk dimasak lalu dijual. Tidak ada yang berhela-hela. Semua manusia itu melakukan aktivitasnya. Dari yang muda hingga yang tua ada disana. Mereka dengan semangatnya memanfaatkan setiap detik kehidupan. Tiba-tiba kendaraan yang ditumpangi BBL berhenti mendadak karena ada seorang nenek yang menyeberang. Yang pasti kepala BBL pun terbentur sehingga muncul kalimat yang rada aneh: “Apakah Tuhan melihat manusia-manusia yang semangat bekerja ini?” Tuhan mahakuasa yang dipuja-puja itu sangat kuat dan tak tergoyahkan terlihat sangat berbeda dengan si manusia yang berjuang dengan berkeringat di pagi hari untuk menikmati malam dengan tidur terlelap. Yesus mengatakan bahwa siapa yang mau mengikut Dia harus memikul salibnya setiap hari (Luk 9:23).
Apakah perjuangan manusia-manusia itu juga salib yang harus mereka pikul setiap hari? Memikul salib bukanlah hanya berbicara tentang bertahan dalam penderitaan yang tidak terelakkan. Walaupun terkadang perjuangan manusia itu bisa juga dikatakan perjuangan yang tidak terelakkan sebab mereka memang harus melakukannya.  Jika tidak maka mereka pun disebut sebagai manusia yang tidak menghargai karunia kehidupan dari Tuhan. Sejak awal manusia itu telah diberi wewenang untuk berusaha dan mengelola alam semesta ini. Dengan demikian perjuangan dalam kehidupan ini bukanlah serta merta langsung dikaitkan dengan penderitaan yang tidak terhindarkan. Melainkan lebih kepada sebuah usaha untuk mengelola diri manusia itu yang juga merupakan wewenang yang diberikan Tuhan kepada manusia.  Berjuang di pasar pagi merupakan hak yang diberikan kepada manusia untuk mengelola dirinya sehingga menjadi manusia yang lebih menghargai ciptaan Tuhan. “Benar tidak..(ala AA Gym).” Setidaknya BBL telah mencoba mengingatkan para malaikat pembela kebenaran melalui perenungan sederhana ini. Dari pengalaman yang kita anggap sederhana dapat muncul perenungan yang dalam dan menghasilkan kekuatan dan ketaatan menjalankan kehidupan.  
LP NUSAKAMBANGAN CILACAP
Setelah menembuh perjalanan selama satu jam, sampailah BBL di sebuah tempat yang belum pernah ia jinakkan, pelabuhan di kota Cilacap. Bergetar rasanya tubuhnya ketika menaiki kapal penyeberangan. Mungkin yang membaca langsung bisa menebak arah perjalanan kapal itu. Ya, kapal itu berlabuh di pulau kecil Nusakambangan. Pasti bergetar tubuhnya sebab BBL hanya mengetahui kisah tempat ini dari orang-orang dan internet (Pasti saudara tahu yang saya maksudkan bukan?)

Menginjakkan kaki pertama kalinya rasanya tidak karuan. Bahagia sekaligus rada ciut juga..hehe. Setelah melihat keadaan kiri-kanan, kegelisahan  itu pun semakin lama semakin berkurang hingga akhirnya yang tersisa adalah terharu dan bahagia. Bagi BBL, pelayanan ke LP bukanlah kali pertama. Tetapi untuk yang satu ini, rasanya masih membutuhkan keberanian dan tekat. Keberanian itu pun semakin stabil ketika melihat pemandangan di depan mata. Para warga binaan sangat antusias mengikuti ibadah. Sungguh luarbiasa. BBL tidak membayangkan keadaan seperti itu. Begitu semangatnya mereka mengikuti ibadah dari awal hingga akhir. Terlebih, yang membuat tersentuh adalah keseriusan dalam ibadah dan kepiawaian mereka bernyanyi serta memainkan alat musik. BBL bercanda ke sebelahnya “mungkin ibadah di gereja lebih menarik jika orang-orang dengan semangat yang seperti ini menyanyikan pujian dalam ibadah.” Saudara yang disebelah hanya bisa tertawa saja. Tidak tahu itu tanda setuju dengan pendapat BBL atau mau bilang jika orang yang berkata kepadanya sudah giuleeee. Lagu yang mereka nyanyikan merupakan ciptaan sendiri dan ada juga hasil arrasement mereka sehingga lagu itu sangat menarik. Ada liriknya “dulu aku berada dalam kelabu, tetapi di dalam Yesus aku dibawa dalam terang..”sungguh menyentuh BBL.
Bersama Dr. Dani

Mengapa mereka sangat antusias dalam ibadah? Mencoba melihat, mengikuti alur semangat mereka dalam ibadah menghasilkan jawaban: Dalam ibadah, mereka ingin agar emosinya disentuh. Baik itu melalui lagu maupun pemimpin ibadahnya. Mereka ingin dibawa dalam suasana pengharapan yang membuat semakin kuat. Mereka tidak butuh dihakimi lagi  sebab mereka sedang menjalani masa tahanan. Yang dibutuhkan adalah dihargai dan penguatan bahwa hidup mereka di LP bukanlah akhir segala-galanya. Justru dari sanalah awal Tuhan membawa mereka bangkit dan memahami kebesaran dan kasih Tuhan dalam hidupnya. Mereka ingin agar orang yang datang tidak mengucilkan melainkan kehadiran rasa kekeluargaan sebagai kekuatan dalam menjalani kegelisahan hidup. Membawa mereka dekat kepada Tuhan dengan menghadirkan Tuhan  yang maha kasih itu lebih membantu daripada hadir sebagai hakim yang mencoba menjatuhkan dengan membesar-besarkan “kesalahan’ dalam perjalanan hidup mereka. Apakah hanya mereka saja yang membutuhkan penguatan seperti ini? Manusia tidak bisa dilepaskan dari “sakit”. Oleh karena itu manusia juga membutuhkan penguatan agar ia dalam menjalani hidup ini dapat lebih baik. Jika demikian adanya, sudah bukan saatnya lagi menjatuhkan tangga kepada orang yang telah jatuh dari tangga. Melainkan kehadiran dan tangan yang kita arahkan kepadanyalah yang dapat menguatkan mereka agar mau mampu untuk berdiri. Artinya tidak menghakimi orang yang telah terjepit dari berbagai arah melainkan kehadiran sesama yang mau menjadi sahabat baginya untuk keluar dari keterpurukan dan bangkit menjadi orang yang lebih setia kepada Tuhan.

Bukankah hal ini yang sudah mulai luntur dalam kehidupan manusia. Semakin terkikisnya rasa persaudaraan yang membuat satu dengan yang lain semakin menjauh, Semakin berkurangnya perenungan bahwa orang lain juga membutuhkan pertolongan, Semakin hilang keinginan untuk memanusiakan manusia, semakin tingginya keinginan untuk menyingkirkan orang lain demi mengurangi persaingan, semakin menjauhnya manusia dari kehendak Tuhan, dan yang terakhir karena semakin banyaknya keinginan manusia itu. Dengan kesadaran ini malaikat pembela kebenaran diajak untuk menghadirkan kasih itu dengan saling menguatkan satu dengan yang lain. Tentunya agar perjuangan yang sedang berjalan ini dapat dikelola sehingga semakin banyak manusia yang dapat mengatakan bahwa manusia telah melakukan yang dipercayakan Tuhan kepada ciptaannya.  (KisahKasihEfekBahagiaHariIni) 

2 komentar:
Write komentar
  1. beeeh... keren ah pelayanannya bisa sampe di Nusakambangan.. sukses bro! salam bpunk...!! :)

    BalasHapus